Selasa, 29 November 2011

Kinderuniversitaet?

Wah, ternyata susah juga nyari artikel tentang pendidikan di jatinangor (entah bener susah, atau emang gue yang gak bisa). nah tapi gue nemu artikel yang cukup menarik, masih nyrempet-nyrempet sama pendidikan sih. judulnya "Unpad Buka Kuliah Untuk Anak-anak". (sumber: klik disini )
Disini diceritakan kalo Unpad ngadain kuliah buat anak-anak SD dari Kabupaten Bandung dan Kabupaten Sumedang. Pesertanya lumayan banyak, 150 orang. Sebagai warga Jatinangor dan mahasiswa Unpad, gue cukup malu juga, soalnya baru tahu beritanya pagi ini, padahal kegiatan ini sudah dimulai dari tanggal 12 November yang lalu. Pada pertemuan pertama, yang dilaksanakan di Bale Rumawat Padjadjaran, dilanjutkan pada tanggal 19 November 2011 di RSUP Jl.Eyckman No.38 Bandung, dengan pemateri oleh Bapak Dekan kita a.k.a. Prof. Tri. Dan pertemuan lainnya akan diadakan di Bale Santika, Jatinangor pada tanggal 26 November dan 3 Desember 2011.
Tujuan diadakannya kegiatan ini sendiri, yaitu untuk memperkenalkan dunia perkuliahan kepada anak-anak dari usia sedini mungkin. Dari kegiatan ini diharapkan dapat meningkatkan ketertarikan dan motivasi untuk memperoleh pendidikan setinggi mungkin. Menurut gue, kegiatan yang ditiru dari Kinderuniversitaet atau universitas untuk anak-anak yang populer di Jerman sejak 10 tahun lalu ini, merupakan kegiatan yang sangat baik melihat motivasi akan pendidikan di negara kita ini masih minim. Memang terdapat banyak faktor yang mempengaruhinya, tapi faktor motivasi dari dalam diri masing-masing anak juga menjadi faktor yang sangat berpengaruh bagi tingkat dan kualitas pendidikan anak tersebut. dengan tingginya motivasi yang dipupuk sejak dini, bukan suatu hal yang mustahil peningkatan mutu pendidikan negara kita bisa meningkat.
Harepan gue sih semoga kegiatan langka seperti ini bisa juga dilakukan oleh Universitas-Universitas lainnya di Indonesia, bahkan kalau memungkinkan, kegiatan seperti ini juga ikut melibatkan peranan mahasiswa di dalamnya, sehingga kegiatan seperti ini bisa dilakukan dalam tempo waktu yang cukup panjang. Dengan adanya kegiatan seperti ini, tentu aja bisa memberi dampak positif bagi pendidikan di Indonesia. Mungkin tidak akan berdampak cukup signifikan, tapi namanya juga usaha. Soalnya berusaha itu wajib hukumnya, ga boleh pasrah gitu aja kan?

Loyalitas Tanpa Batas


Nah akhirnya saya kembali ke depan komputer buat mantengin tugas SCORE, buat tulisan mengenai loyalitas , soalnya kemaren emang pas pre-school pertama materinya tentang “mendengarkan dan loyaitas”. Nah loh, tampaknya cukup berat juga materinya, soalnya kalo ngomongin loyalitas, yang kebayang dipikiran gue semacem kesetian, pengorbanan, dan sebangsanya #romantisbangetdah hahahha. .
Loyalitas, sebuah kata yang menggambarkan kesetiaan #versi gue. Nah setia disini jangan disalah artikan dulu, setia ga melulu soal cinta2an, setia yang dimaksud disini maksudnya perasaan memiliki sesuatu yang kita punya, dan kita gamau sesuatu itu lepas gitu aja. Jadi loyalitas disini emang luas banget maknanya. Terus ada pertanyaan yang muncul, “gimana biar kita bisa loyal terhadap sesuatu?” Dan pertanyaan yang lebih susahnya, “gimana ngebuat seseorang jadi loyal?”
Well, pertanyaan yang gak mudah buat dijawab tampaknya. Kita lihat dulu alesan sesorang buat ngelakuin sesuatu dengan sukarela. Sebagian besar orang buat ngelakuin tindakan/kegiatan/kerjaan dengan sukarela pastinya kalo kerjaan tersebut emang dia suka, bisa karena dia bayar (buat ngelakuin kegiatan tersebut), bisa juga karena dia dibayar (ga sukarela kayaknya kalo yang terakhir). Dan karena pada hakikatnya waktu adalah hal yang sangat berharga, waktu adalah satu-satunya hal yang ga bisa kita ambil kembali. Sekalinya kita melewatkan sesuatu, semua itu ga akan bisa terulang kembali.
Nah balik lagi ke topik awal, dari penjelasan yang udah gue tulis diatas nunjukin untuk mencapai suatu kerelaan, hal yang pertama harus dimiliki adalah suka dengan hal tersebut. Bagaimana kita bisa buat orang lain loyal kalo kita sendiri gak loyal ama organisasi yang kita tempati. Tentu gak bakal bisa dong. So, hal yang paling penting untuk membentuk loyalitas pada masing-masing individu adalah kita sendiri harus seneng dulu sama organisasi/UKM dsb yang kita tempati, selanjutnya kita berusaha untuk ngebuat suatu kondisi dimana semua orang yang ada didalem organisasi kita ngerasas seneng juga. Nah, hal vital yang harus dilakukan pertama kali adalah bonding internal. Dengan adanya bonding, secara sadar maupun ga sadar akan timbul benih-benih ikatan anatar satu anggota dengan anggota lainnya, dan ikatan yang dijalin secara kontinyu bakal ngehasilin ikatan yang jauh lebihkuat lagi, dimana setiap individu didalamnya udah punya rasa saling memiliki dan semua hal itulah yang akan menjurus ke sesuatu yang disebut dengan loyalitas. Ikatan yang udah dibuat tentu aja ga terus bertambah kuat gitu aja, tentunya dengan adanya komunikasi yang baik, pertemuan secara berkala, dan susah seneng bareng lah yang bikin ikatan itu makin kuat.
Kalo kita udah berhasil buat orang lain bisa seneng, dengan hal selanjutnya yang mesti kita kerjakan adalah gimana ngebuat orang tersebut ngerasa dirinya dihargai dan sangat berharga. Mungkin ga semua orang kayak gitu, tapi pasti didalem lubuk hati yang terdalam #halah pasti ada rasa itu. So, gimana caranya? Menurut gue, hal yang paling dasar dalam hal ini adalah gimana caranya setiap individu punya suatu tanggung jawab atas suatu hal dalem organisasi itu. Dengan adanya tanggung jawab yang diberikan  itu tentunya dia memiliki sebuah peran yang harus dilaksanakan, dan apabila peran yang dimainkan itu hilang, maka akan terjadi keseimbangan didalam organisasi tersebut. Dengan hal itu, orang tersebut akan merasa berharga dimata yang lainnya, dan dia menikmati perannya itu.
Hal yang terakhir pengen gue tulis adalah “tangan diatas lebih baik daripada tangan dibawah”. Klasik memang kalimat tersebut, palingan terakhir denger pas jaman masih pake seragam putih-merah kali ya. . tapi hal ini bisa menjadi sangat krusial, karena pada hakikatnya memberi itu memang lebih baik daripada menerima. Sekarang jangan terlalu banyak menharapkan apa yang akan orang lain berikan buat kita, tapi yang harus kita renungkan, pikirkan dan lakukan adalah bagaimana caranya memberikan sesuatu kepada orang-orang disekitar kita? Apa aja yang udah kita lakukan untuk organisasi kita? Maksimalkah? #jawabdalamhati #bahanrenungan Jadi inget kata Kang Radit pas hari senin kemaren, gimana setiap orang dalam organisasi bisa jadi “sanctuary” buat  temen-temennya. Pas banget deh :D
Hahaha. .panjang juga ternyata tulisan gue, intinya sih dengan suka semuanya bakal lebih mudah. #gakerenpenutupnya semoga bermanfaat :D

Back to school!


Ya, ini cerita tentang hari senin kemaren, pertama kalinya masuk sekolah sejak kurang lebih 1,5 tahun yang lalu pas masih pake putih-abu. Ini bukan sekolah biasa, ini sekolah buatan tim Organel FK Unpad, SCORE namanya (basi banget ga sih pembukaannya?) hahaha. .yasudahlah yaa. .
Hari pertama sekolah ini dimulai pada waktu yang enggak wajar banget, 16.16 mungkin biar enak diliat kali ya? Tapi tetep ga wajar menurut gue. Hahaha. .skip, seperti biasa sekolah dimulai dengan basmalah oleh kepala sekolah kita, Teh Fulki Fadhila (Mitokondria). Terus pas dikasih tau materi yang bakal dikasih hari ini, ternyata materinya tentang “Lissten, and yo’ll be listened”. Materi yang bagus tampaknya, tapi permasalahan yang muncul dalem batin gue saat itu, apakah bakal lecture semacam jaman MABIM kah? Dan ternyata, SCORE menyajikan dengan cara yang keluar dari biasa (read:luar  biasa), pertama kita dibagi jadi 2 kelompok gede dengan masing-masing kelompok gede itu isinya 3 kelompok kecil. Tugasnya saat itu, buat milih 1 artikel yang udah kita buat masing-masing orang  dalem kelompok buat dipresentasiin ke 4 orang panelis. Dan kebetulan kelompok gue “MEMBRAN” kebagian dikomentari sama 3 orang guru (Kang Poundra, Kang Mamet, Teh Tita (wali kelas kitaa), dan satu orang gur BP #apabanget a.k.a. Kang Radit.
Waktu itu kondisinya kita dikasih tugas buat diskusiin artikel itu, cari permasalahan dan solusi ala mahasiswa yang kongkrit. Nah, dikasih waktu 20 menit buat diskusi dan dipresentasiin selama 2 menit. #zzzzz #sangatadil nah abis presentasi bakal dihajar berbagai pertanyaan sama para panelis yang ada di depan. Ya intinya sih gitu. Dan itu merupakan kerja pertama bareng “membran” yang saat itu minim Dimas as ketua”membran” yang hilang entah kemana. Dan diskusi pun dimulai dengan pemaparan permasalahan pada masing-masing artikel selama 1 menit. Finally, setelah dilakukan berbagai pertimbangan akhirnya artikelnya Dewi tentang “peningkata jumlah biaya akibat penyakit tidak menular” yang fix kita jadiin bahan diskusi. Cukup seru diskusinya, dan tiba lah saat yang ditunggu-tunggu yaitu presentasi,dengan Andi sebagai presentan dari kelompok kita. Sukses! Meskipun masih banyak kekurangan, tapi udah merupakan awal yang baik dan jadi bahan evaluasi buat kedepannya.
Ga kerasa udah maghrib aja, dan kita disuruh solat Maghrib dulu, sebelum ngelanjutin sekolah (read: istirahat). Pas banget abis dibubarin kelasnya, gue dapet sekardus susu ultra sisa danus SMURF dari Anto, awalnya Cuma iseng nitip gara-gara dia mau pindahin mobil, eh ternyata pas gue bawa langsung laris, kebetulan emang, tapi lumayanlah yaa, bahkan Cuma sisa 6 susu. hohoho #maaf agak OOT.
Dan lagi-lagi semua pesan dari sekolah hari ini di penghujung pertemuan, ketika selesai evaluasi buat masing-masing grup, ada banyak pesan yang bisa gue ambil. Nah untuk materi ini sendiri sih, gue nangkepnya ada tiga pilar utama gimana cara jadi pendengar yang baik, yakni Fokus, Tau Peran, sama Kendaliin ego. Kesimpulan yang cukup baik buat ngerangkum semua kegiatan hari itu. Yang pasti gue ngerasa dapet banyak pengalaman dari sekolah hari ini, dan semoga itu semua bisa ngebuat semua peserta dan penyelenggara SCORE 1st generation jadi lebih baik lagi. Terutama dari kemampuan mendengar kitam, toh pada akhirnya kita jadi dokter nanti bakal lebih banyak mendengar keluhan pasien dari pada nyeramahin pasien. .hehehe. .yaaa, memang masa kuliah ini lah saat-saat yang emang bener-bener harus kita manfaatin buat belajar. So, lets back to school! :D
Sorry OOT lagi, worst moment hari itu pas gue baru sadar kalo gue bukannya ngirimin alamat blog ke nomernya Teh Tita malah nyasar ke teh Cyntia pas malem sebelumnya. Cacat banget deh. #moga bos “membran” a.k.a. Dimas baca tulisan ini. Amin hahahahaha

Minggu, 27 November 2011

2 a.m.

Yap, akhirnya gue mulai nulis lagi. Sebenernya bahannya udah ada dari tadi, tapi baru mood ngetik sekarang, yeaah. .Sekarang waktunya ngebahas hasil share dengan 2 ketua SPU sebelumnya, yaitu Teh Pynkan '09 dan Kang Pide '08 yang sudah dilakukan bersama-sama dengan 2 wakil SPU lainnya, Anto ama Pesiar.

Pertama sama bos Pynkan dulu deh, dari hasil conference y!m, bos gue di SPU ini banyak share tentang pengalaman dia selama jadi anggota dulu sampai jadi kasie SPU. Pertama, ketika masih menjadi staff SPU dibawah kepemimpinan Kang Pide, dia termasuk staff yang cuek, waktu itu dia megang UKM Basket, dan melaksanakan tugasnya dengan cukup berhasil. Ketika memasuki masa kepengurusan Senat yang baru, dia terpilih menjadi kasie SPU selanjutnya. Menurut dia, awalnya ngersa agak terpaksa juga, karena pada saat itu kondisinya memang tidak ada calon lagi, maka jadilah dia sebagai kasie SPU yang paling beruntung. Awalnya dia merasa sangat berat, karena dia ditinggal oleh 10 pendahulunya di SPU dan hanya menyisakan 4 orang yang bertahan di SPU. Ditambah dengan kegiatan yang sangat sibuk, sehingga konsentrasinya tidak terfokus pada staffing SPU saja. Tapi hokinya, dia bisa nemuin anak-anak ajaib yang gak kalah gila ama para leluhur SPU :)
Komentarnya mengenai kondisi SPU dan Kemahasiswaan FK Unpad saat ini masih kurang sinergisasi, masih banyak hal yang perlu dibenahi lagi dalam masalah koordinasi antar seksi dalam Senat Mahasiswa itu sendiri. Bnayak tugas-tugas yang saling overlap bahkan tidak sesuai dengan tempatnya, jadwal kegiatan kemahasiswaan yang masih sering bertabrakan juga menjadi salah satu bukti yang nyata bahwa kemahasiswaan kita masih belum ter-sinergisasi dengan baik.
kalo berbicara mengenai Tujuan-tujuan yang belum tercapai, yaitu masih minimnya prestasi UKM di FK Unpad. hal ini harus mendapat pembenahan serius, salah satunya dengan kejelasan tugas dari semua PJ UKM. Menurut dia, seharusnya kinerja PJ UKM harus bisa terus ditingkatkan lagi, sehingga semua kegiatan dan keeksisan semua UKM bisa dimonitor oleh SPU dan agar bisa lebih berprestasi sesuai Visi Misi Senat Mahasiswa pada kepemimpinan Kang Radit.
Harapan dia buat SPU setelah dia, secara umum harus lebih baik lagi dari sebelumnya. Caranya dengan menjadikan PJ UKM sebagai ujung tombak kinerja SPU dimana peran SPU benar-benar terasa oleh semua UKM, dan membantu UKM lebih bermanfaatbagi selruh anggotanya juga orang-orang disekitarnya. Hasilnya, UKM bisa lebih berprestasi dan bisa bikin nama harum FK Unpad.
Luar biasa sekali bung boss SPU kita, hehe. .

Selanjutnya, share bareng Kang Pide, meskipun via sms pake hape Anto, semoga tetap tidak mengurangi hormat kami kepada former SPU kita hehe :D
Perasaan dia pertama kali harus megang SPU: "shock deg-degan karena rasanya ga sanggup megang ukm yang begitu banyak. Tapi apa boleh buat dan harus dijalani."
Kondisi SPU pada saat itu: "Sangat mementingkan prestasi, yang dikejar itu orang-orangnya bukan ukmnya. UKM internalnya sendiri hanya sedikit yang aktif, tapi karena personil-personil didalamnya pada dasarnya oke, prestasinya tidak buruk."
Kondisi Kemahasiswaan pada saat itu: "Secara garis besar sudah cukup aktif, tapi untuk UKM, ya itu tadi hanya sedikit yang aktif latihan."
Maksudnya dari 'yang dikejar itu orangnya bukan ukm nya' apa: "Iya, hanya mementingkan personal daripada UKM. Personilnya itu-itu lagi yang digunakan. Sebagian UKM tidak aktif juga gapapa karena ada orang-orang yang capable di luar ukm. Tidak ada kebijakan ketua UKM yang yang tunduk: yang sering latihan yang tanding."
Cara Mengatasi hal tersebut: "Saya sadar kalo mentingin personil yang emang pada dasarnya udah bagus, prestasi FK Unpad hanya akan menonjol pada tahun-tahun tertentu saja, oleh karena itu, saya deketin satu-satu orang yang jago, saya suruh buat UKM dengan iming-iming jabatan ketua. Supaya mau melatih orang-orang yang walau tidak sebagus mereka. Tetapi memiliki niat tinggi untuk latian dan berprestasi
Minat-minat saya tampung lewat survey, karena sebetulnya anak fk itu serbabisa dan prestasi kan bisa diambil darimana aja, saya buat UKM nya. Untuk ukm yang susah aktif karena personilnya ngeyel, saya berlakukan laporan bulanan, sehingga mereka merasa terteror dan punya tanggung jawab untuk melakukan setidaknya 1 kegiatan."
Harapan yang belum terlaksana selama menjabat: "Ada, dulu harapan saya bisa ngadain Liga FKUP: kita yang buat lomba2 dgn memberdayakan UKM kita, pertamanya kecil dulu. Se-Unpad atau Se-FK Jabar. Udah gitu meluas, jadi semacam liga medika FKUI, tapi sayang karena kemarin tubrukan sama FORSI, padahal dukungan fakultas tertuju FORSI. Jadi ditunda sampe siapa yang mau dan mampu. Selain itu karena orang-orang yang jago udah pada pergi, prestasi kita masih gak stabil. Oleh karena itu, dasar latihan harus bener2 kuat. Dan itu harus terus diteruskan dan dilanjutkan penerus."
Kesan-pesan selama SPU: "Kesannya menyenangkan bisa bekerja dengan tim yang sepikiran yang sepikiran dan bisa diandalkan. Pesannya, di SPU harus siap dengan smeua kemungkinan terburuk, kapanpun dimanapun. Pilih teman kerja yang cocok juga, jadi bisa meringankan."
Peye dulu dipilhnya gimana: "Dulu dia dipilih berdasarkan rapat mufakat dari SPU, She's done a good job"
Kriteria Ketua SPU itu gimana sih: "Sigap kreatif, ga mudah stres dan pandai mengadvokasi ke semua kalangan."

Yoiii, akhirnya kelar juga, hasil sharing yang sangat luar biasa dari keduanya, semoga bisa jadi ladang pembelajaran dan evaluasi untuk SPU di masa kepengurusan selanjutnya. Soalnya, menurut gue, FK Unpad itu emang punya banyak potensi untuk dikembangkan lebih pesat lagi, sehingga bisa menghasilkan prestasi yang bisa bikin harum nama FK Unpad. Semoga semua UKM FK Unpad bisa lebih optimal lagi kedepannya, dan siap untuk menghasilkan prestasi. Amin :D

Pendidikan oh pendidikan

Diambil dari artikel yang judulnya "Ujung Tombak Penjaminan Mutu Pendidikan" (klik: sumber terpercaya )


Mutu pendidikan Indonesia memang sudah lama sekali menjadi perbincangan masyarakat, kualitas yang masih jauh dari harapan bangsa ini menjadi indikator kurang baiknya mutu pendidikan negara kita. terdapat banyak faktor yang mempengaruhi tentunya, mulai dari kurikulum pembelajaran yang belum stabil, kualitas dan penyebaran guru yang tidak merata, banyaknya siswa yang masih belum lulus dari kompetensi, dan kualitas fisik sekoah yang tidak mendukung dapat menjadi contoh yang bisa menggambarkan kondisi yang ada saat ini.
Sebagai pihak yang paling bertanggung jawab atas masalah ini, pemerintah membentuk suatu sistem penjaminan mutu pendidikan (SPMP). Langkah yang dilakukan untuk mengimplementasika SPMP adalah mencari data yang valid tentang kondisi yang real di lapangan. Kemudian data tersebut dikumpulkan dan dianalisis, lalu dilaporkan. Data tersebut akan dijadikan sebagai sumber data untuk menyusun program dan kebijakan selanjutnya. Dan akhirnya akan dibuat kebijakan yang sesuai dengan permasalahan dan kebutuhan untuk meningkatkan mutu pendidikan.
Dari uraian tersebut menempatkan "sekolah" menjadi ujung tombak penjaminan mutu pendidikan di Indonesia. Tetapi untuk menjamin keberhasilan SPMP ini bukanlah tanggung jawab dari satu pihak saja, melainkan diperlukan kerja sama dari berbagai pihak terkait, yang merupakan tanggung jawab dari semua orang.
Dengan peranan yang sangat besar disini, sekolah tentunya harus memiliki standar nasional pendidikan yang wajib dicapai. dengan tercapainya standar nasional tersebut setidaknya, semua sekolah di Indonesia sudah "layak" dalam mengemban tugasnya dalam meningkatkan mutu pendidikan Indonesia. Salah satu upaya untuk mengevaluasi kinerja sekolah tersebut, diperlukan adanya suatu evaluasi diri sekolah (EDS) yang bersifat internal. EDS juga harus dilakukan atas komitmen dari masing-masing sekolah untuk mengevaluasi dan untuk meningkatkan kinerja sekolah yang bersangkutan.
Namun pada kenyataan di lapangan, tampaknya EDS ini belum berjalan secara optimal. Diantaranya adalah: 1) Keterlibatan komite dan orang tua belum optimal; 2) Pembinaan pengawas ke sekolah binannya belum optimal; 3) Kemampuan mengoperasikan komputer pada beberapa sekolah masih kurang; 4) Adanya sekolah yang tidak memiliki komitmen untuk melakukan EDS. Hal-hal tersebut tentunya perlu dijadikan sorotan utama dalam pembenahan dari pihak sekolah sendiri, sebagai upaya positif untuk mencapai tujuan meningkatkan kualitas mutu pendidikan.
Sekolah yang berperan sebagai ujung tombak mutu pendidikan tentunya memerluka bantuan dari berbagai pihak terkait untuk menjalankan tugasnya. berbagai permasalahan yang tidak dapat ditindaklanjuti oleh pihak sekolah, tentunya harus dicover oleh pihak pemerintah, baik tingkat kabupaten/kota, propinsi maupun pemerintah pusat sesuai dengan kewenangannya masing-masing.
Idealnya SPMP ini harus sudah terinternalisasi oleh semua pihak yang terkait sesuai dengan peranannya masing-masing. Sekarang sudah saatnya untuk mengubah pola kerja dari orientasi kuantitas menjadi orientasi kualitas. Dengan hal tersebut, bukanlah suatu hal yang tidak mungkin tercapai peningkatan mutu pendidikan di Indonesia bisa tercapai.

Komentar-komentar-komentar:
Memang sudah tidak dipungkiri lagi mutu pendidikan di Indonesia masih jauh dari kata baik. bahkan dibandingkan dengan negara-negara di ASEAN saja, Indonesia belum masuk deretan atas. hal ini  tentunya patut kita beri perhatian khusus, tujuan negara kita pun mencantumkan "mencerdaskan kehidupan bangsa", oleh karena itu perlu adanya suatu sistem yang bisa merubah kondisi pendidikan yang ada sekarang.
Nah, di artikel ini disebutkan adanya SPMP. menurut saya sistem ini sudah memiliki konsep yang cukup baik untuk meningkatkan mutu pendidikan, namun tampaknya sistem ini masih memiliki banyak kendaladalam pelaksanaannya. Kondisi negara kita yang beragam, juga masih banyak terjadinya ketimpangan antar sekolah "mahal" ama sekolah "murah" pun jadi salah satu alasan mengapa sistem ini belum berjalan secara optimal. Tapi mau bagaimana pun kita semua harus terus berusaha untuk mencapai mimpi dan tujuan bangsa kita, dan semuanya berawal dari dalam diri kita sendiri. Apakah kita mau melakukan perubahan untuk kemajuan bangsa ini, atau kita mau diam dan tidak mau tahu atas semua ini.
Kongkritnya mulai berbenah dari sekarang, Pertama, diri sendiri, "Apa saja yang sudah saya lakukan selama ini? Apa sudah maksimal dalam belajar?" Untuk pihak sekolah, "apakah sudah berusaha memberikan kualitas terbaik untuk peserta didiknya?" pembenahan dari pemerintah, "apakah sudah melakukan fungsinya dengan baik? apakah APBN untuk pendidikan sudah dikeluarkan sesuai dengan aturannya?" dan masih banyak pertanyaan lainnya.
Yaaa, apapun yang terjadi, semoga kita semua terus bisa melakukan pembenahan diri untuk mencapai tujuan dan cita-cita bangsa ini :) dan bukanlah suatu hal yang tidak mungkin, Bangsa Indonesia bisa menjadi negara besar dengan melihat seluruh potensi yang ada. Sampai semua orang bisa bilang "Gue bangga jadi Bangsa Indonesia." :)

Jumat, 25 November 2011

Another story in 1st meeting

Semuanya berawal dari minggu kemaren, disela-sela persiapan SMURF, Futsal, dan Learning Issue, dapet kabar dari bos Pynkan buat nyiapin essay buat ni kegiatan. Pas dijelasin dikit gambaran kegiatannya, tampaknya lumayan seru juga. Udah deh gue langsung buat essay + nyiapin persyaratannya bareng ama anggota SPU "Popular" lainnya. Terus kalo ga salah H-1 TM SCORE kemaren dapet sms dari nomer ga dikenal (setelah konfirmasi ternyata nomornya mbak Wulan), intinya kalo gue lolos seleksi alam buat masuk kegiatan ini bareng "Bos Pesiar", Anto ama Nanda.
Nah, kemaren TM-nya, kegiatannya lumayan lah buat pemanasan (tugasnya bikin cepet panas), tapi lumayan seru juga. Mulai dari perkenalan tim"Organel" yang kepanjangannya bikin ngakak, sampe pembagian kelompok, dan tergabung dengan tim "Membrane" yang dipimpin ama Ibu Tita. It's a nice start yesterday. Sempet seret dalam pemilihan ketua angkatan SCORE, tapi akhirnya Taufik muncul ke permukaan jadi ketua angkatan kita. Nah lucunya itu pas waktu Suwanda mundur dari calon ketua angkatan gara-gara sibuk buat persiapan rekaman album nasyid dia. Great Story! ternyata kampus kita bakal punya artis, Epic banget dah! haha.  Yaaa terlepas dari semua ke-abstrakan yang terjadi di TM kemare. Moga aja acara SCORE ini bisa terus seru dan gue bisa dapetin banyak manfaat dari kegiatan ini. Dan intinya bisa ngembangin diri buat pengembangan kemahasiswaan FK Unpad di tahun selanjutnya.
So, Let's SCORE it!

And All Starts Here

Yep, sesuai judul tulisannya, semua berawal dari sini, tulisan pertama gue dalam dunia per-blog-an. Mungkin agak aneh buat akun beginian cuma buat ngerjain tugas-tugas SCORE (school of regeneration and encouragement). Ribet sih tapi it's oke laaah. Semoga gue bisa menikmatinya dan bisa bermanfaat :)